KlikSatu

Dunia Dalam klik satu

Papua Bukan Tembagapura tapi Emaspura

Papua Bukan Tembagapura tapi Emaspura | Papua merupakan pulau yang berada di bagian timur indonesia, siapa sangka diatas pulau papua dihuni oleh orang priimitif seperti suku pedalaman papua namun dibawah sana di perut bumi dibawah lapisan tanah dalam, terbenam ribuan bahkan triliun bongkahan emas.
Papua Bukan Tembagapura tapi Emaspura | Mas Dedi
Komplek Tambang Grasberg

Dan akhir- akhir ini muncul kembali berita tentang Freeport, seakan- akan berita tentang pertambangan di bumi papua tiada hentinya tanpa penyelesaian. Dulu sudah di bahas tentang kontrak freepport namun lenyap tanpa tindak lanjut, rakyat indonesia selalu diberikan harapan palsu tentang penyellesaian pertambangan terbesar didunia bisa dikatakan.

Tidak dalam segi kontrak saja yang penuh manipulasi, dilihat dari Dampak lingkungan yang merusak lingkungan hingga hutan lindung. Data Walhi meyebutkan penurunan kualitas lingkungan akibat kegiatan pertambangan yang dilakukannya dalam kurun waktu 30 tahun lebih. Limbah yang dibuat seperti merkuri dan zat kimia yang dapat merusak tanah, air dan udara ini telah merenggut nyawa warga papua. Insiden maut di danau Wanango pada bulan mei 2000, jelas ini perbuatan melanggar hukum tentang lungkungan hidup yaitu pasal 6 ayat (2) juga pasal 6 ayat (1) UU nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UULH ).

Pertambangan di papua barat yang terletak di kabupaten mimika ini Komplek tambang emas Granberg dari PT freeport dapat menghasilkan emas dalam setahun 40.800 kg emas, jika emas dihitung dengan harga emas dunia 500 juta/ kg maka dikalkulasikan 20,4 Triliun atau di rata- ratakan dalam sehari bisa mencapai 170 miliar rupiah atau 3,4 ton emas. Wow nilai yang fantastis hasil tambang di papua. Lebih jelasnya penghasilan baca juga Tambang Grasberg
Papua Bukan Tembagapura tapi Emaspura | Mas Dedi
Emas diangkat 4 orang mencapai 150 kg emas

PT Freeport di indonesia datang pada tahun 1967 yang mendapat persetujuan dari pemerintah indonesia pada akhir jabatan presiden soekarno dan ditanda tangani presiden soehato. Komplek tambang Grasberg merupakan pengelola pertambangan di papua indonesia yang merupakan pertambangan emas terbesar di dunia. PT freeport menggandeng pemerintah dengan mendapat pengawalan dari militer dan kepolisian, jadi kenapa pertambangan ini selalu melanggar hukum USA dan Indonesia karen PT Freeport Indonesia menguasai pemerintah dan keamanan di indonesia. Semua perwira dan komandan selalu diberikan fullservis, mulai diberi penghasilan yang cukup meggiurkan hingga ratusan miliar dan menjamin keluarga merek hingga berlibur tiap tahunnya.

Perjanjian awalnya yang melakukan kontrak dengan pemerintah yaitu AS Freeport McMoran Copper dan Gold Inc. Pada tahun 1967 wilayah pertambangan seluas 30 km persegi, dalam kurun waktu kontrak 30 tahun mulai pembukaan pertambangan tahun 1981, namun pada tahun 1989 diperluas menjadi 25,000 km persegi dengan pembagian untuk pemerintah sedikitnya 1 % pertahun. Bagaimana tidak protes warga indonesia khususnya papua. Selama kurun waktu 30 tahun lebih tanah dala perut bumi di kuras habis, seharusnya orang papua menjadi makmur. Kontras dengan yang sekarang 35% warga papua asli dibawah kemiskinan dan 65 % masyarakat miskin pendatang. Akses transportasi tidak ada, pendidikan sangat minim, jauh dari kata layak kehidupan dipapua.

Kini waktunya warga indonesia untuk mengambil kembali harta kekayaan indonesia yang terjajah dengan kontrak yang merugikan negara indonesia tercinta, munculkan tokoh- tokoh yang terdahulu untuk membebaskan dari kebodohan. Bukan mencari tokoh yang ingin bergantian menikmati hasil emas dengan mengatas namakan aspirasi rakyat namun ujung- ujungnya kepentingan kelompok. Share kepada seluruh rakyat indonesia agar bersatu kembali.Baca juga artikel lain yang menarik pada blog ini yaitu 8 Langkah Dasar Berinvestasi Meraih Kesuksesan


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Papua Bukan Tembagapura tapi Emaspura"

 
Copyright © 2015 KlikSatu - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top